Setiap penjual harus tahu strategi mengatasi overselling yang merupakan kondisi terkait data stok. Overselling atau habisnya stok produk yang dijual dapat menjadi masalah serius yang dapat merusak reputasi dan kepercayaan pelanggan karena buruknya manajemen persediaan. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu bisnis online mengatasi overselling dan dampak overselling, serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
Apa Itu Overselling?
Sebelum membahas tentang cara mengatasi dan mencegah overselling. Penting sekali untuk para seller mengetahui istilah yang satu ini.
Overselling adalah suatu kondisi di mana bisnis menjual produk atau jasa melebihi kapasitas yang sebenarnya tersedia atau telah diproduksi. Dalam konteks bisnis online, ini dapat terjadi ketika kamu menjual produk yang telah habis stok atau tidak tersedia dalam jumlah yang diiklankan.
Selain itu, hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti kesalahan dalam manajemen persediaan, kurangnya koordinasi antara departemen dalam bisnis, atau kesalahan teknis pada platform e-commerce.
Overselling biasanya terjadi ketika perusahaan berusaha untuk meningkatkan pendapatannya dengan cara mengambil risiko yang lebih besar dalam melakukan penjualan. Dalam beberapa kasus, perusahaan bahkan dapat menjual produk atau layanan yang tidak mereka miliki dengan harapan dapat menjualnya di kemudian hari.
Overselling dapat menyebabkan masalah yang serius bagi bisnis, seperti komplain pelanggan dan hilangnya kepercayaan, terutama jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Pelanggan yang merasa kecewa dapat meninggalkan ulasan buruk, memperingatkan orang lain untuk tidak membeli dari bisnis tersebut, atau bahkan meminta pengembalian uang atau ganti rugi.
Selain itu, bisnis yang mengalami overselling juga berisiko kehilangan pelanggan yang beralih ke pesaing yang lebih dapat diandalkan. Oleh karena itu, penting bagi pebisnis online untuk mengelola persediaan dengan baik dan memiliki strategi yang efektif untuk mengatasi.
Dengan melakukan manajemen persediaan yang tepat dan menerapkan strategi yang tepat, bisnis dapat meminimalkan risiko, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan membangun reputasi bisnis yang baik.
Penyebab Overselling
Terjadinya overselling tentu bukan tanpa sebab. Kenali dulu beberapa penyebab overselling pada bisnis online agar kamu dapat menghindarinya:
1. Kesalahan pada manajemen persediaan
Ketidakmampuan bisnis untuk memprediksi permintaan dan memperkirakan stok yang diperlukan dapat menyebabkan overselling. Bisnis yang tidak memantau persediaan dengan cermat atau tidak memiliki sistem manajemen persediaan yang efektif dapat mengalami overselling.
2. Kurangnya koordinasi antara departemen dalam bisnis
Terkadang, kesalahan dalam komunikasi antara departemen dalam bisnis, seperti departemen pemasaran dan departemen persediaan, dapat menyebabkan overselling. Misalnya, departemen pemasaran dapat membuat kampanye penjualan yang menghasilkan permintaan yang tinggi, tetapi departemen persediaan tidak dapat memenuhi permintaan tersebut.
3. Kesalahan menghitung permintaan pelanggan
Ketika perusahaan tidak dapat menghitung permintaan pelanggan dengan tepat, perusahaan cenderung mengalami overselling. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan tidak dapat memprediksi dengan akurat jumlah barang atau layanan yang dibutuhkan oleh pelanggan.
4. Kesalahan teknis pada platform e-commerce
Sistem e-commerce yang buruk atau tidak terintegrasi dengan baik dengan sistem manajemen persediaan bisnis dapat menyebabkan overselling. Misalnya, terkadang stok produk tidak ter-update secara real-time pada platform e-commerce sehingga pelanggan dapat membeli produk yang sebenarnya telah habis stok.
5. Keterbatasan produksi atau persediaan
Ketika perusahaan memiliki keterbatasan dalam produksi atau persediaan, perusahaan cenderung mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan pelanggan. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan tidak dapat memproduksi barang atau layanan dengan cepat atau tidak memiliki persediaan yang cukup.
6. Kondisi pasar yang tidak terduga
Kondisi pasar yang tidak terduga, seperti bencana alam atau situasi politik yang tidak stabil, dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan, sehingga bisnis dapat mengalami overselling.
7. Melakukan promosi yang berlebihan
Ketika perusahaan melakukan promosi yang berlebihan, perusahaan cenderung mengalami overselling. Hal ini terjadi karena promosi yang berlebihan dapat menimbulkan permintaan yang tidak terduga atau tidak realistis.
8. Ketidakmampuan dalam memantau persediaan dengan tepat
Ketika perusahaan tidak dapat memantau persediaan dengan tepat, perusahaan juga cenderung mengalami kesulitan dalam memperkirakan permintaan pelanggan. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan tidak memiliki sistem yang efektif dalam memantau persediaan barang atau layanan.
9. Kesalahan dalam proses pemesanan atau pengiriman
Ketika perusahaan melakukan kesalahan dalam proses pemesanan atau pengiriman barang, perusahaan juga dapat mengalami overselling. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan dalam pengaturan jadwal pengiriman atau kesalahan dalam pengiriman barang yang tidak sesuai dengan pesanan pelanggan.
Dengan memahami penyebab overselling, perusahaan dapat mengambil tindakan untuk menghindari kejadian ini dan memastikan bahwa pelanggan puas dengan produk atau layanan yang ditawarkan.
Dampak Overselling pada Bisnis Online
Overselling dapat memiliki dampak yang merugikan pada bisnis, di antaranya:
1. Dampak overselling terhadap pelanggan: hilangnya kepercayaan
Pelanggan yang mengetahui bahwa stok barang yang ingin dibeli tidak ada akan cenderung merasa kecewa dan kehilangan kepercayaan pada bisnis. Mereka mungkin merasa bahwa bisnis tidak dapat diandalkan atau tidak memenuhi janji yang diberikan.
Padahal produk tersebut sudah dipasarkan ke pelanggan, tapi justru produk tidak dapat dibeli. Bukannya merasa menganggap produk tersebut laku dan terlihat menarik, justru pelanggan dapat menganggap seller kurang profesional karena melakukan pemasaran berlebihan.
Dampaknya, pelanggan tersebut mungkin beralih ke kompetitor yang dirasa lebih dapat dipercaya serta diandalkan.
2. Ulasan buruk
Pelanggan yang merasa kecewa karena overselling cenderung meninggalkan ulasan buruk pada bisnis online. Tentunya ini dapat merusak reputasi bisnis dan mengurangi minat pelanggan untuk membeli produk atau jasa.
Dalam bisnis online, ulasan merupakan nilai yang sangat penting untuk dijaga. Jika sudah terlanjur mendapatkan ulasan jelek terlalu banyak, kamu bisa kesulitan untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan dan sulit mendapatkan pelanggan baru.
3. Harus menyediakan biaya pengembalian
Ketika pelanggan membeli produk yang ternyata tidak tersedia, bisnis harus mengembalikan uang pelanggan atau memberikan produk pengganti.
Hal ini tentunya akan merugikan bisnis dan menambah biaya karena diperlukan waktu dan tenaga untuk mengurus pengembalian dana tersebut. Selain itu, bisa juga ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan ketika kita harus memberikan refund ke pelanggan.
Strategi Mengatasi Overselling
Melihat dampaknya yang tentu buruk untuk bisnis kamu, sangat penting untuk menerapkan manajemen stok yang baik agar tidak terjadi overselling maupun kesalahan stok lainnya.
Oleh karena itu, strategi mengatasinya perlu dilakukan dengan serius. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu perusahaan mencegah overselling dan mengatasinya jika terlanjur terjadi:
1. Analisis dan perencanaan permintaan
Cara menghindari overselling pada bisnis online yang pertama adalah perusahaan harus melakukan analisis permintaan dan perencanaan produk atau layanan dengan hati-hati.
Perusahaan harus menghitung seberapa banyak produk atau layanan yang dapat mereka sediakan dan memprediksi permintaan pelanggan.
Dalam proses ini, perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi permintaan seperti musim, cuaca, atau acara khusus.
Semakin lama kamu menjalani bisnis maka akan semakin mudah kamu membuat analisis tentang naik turunnya permintaan produk ini. Namun tetap perlu diingat bahwa faktor yang tidak diduga dapat saja terjadi.
Contohnya saat pandemi COVID-19 terjadi. Demi dapat menyelesaikan hal-hal tidak terduga seperti ini, seller harus mampu cepat beradaptasi dengan keadaan.
2. Kontrol stok dengan baik
Selanjutnya adalah mengendalikan stok dan produksi. Perusahaan harus memiliki sistem yang baik untuk memantau tingkat persediaan dan produksi harus dikendalikan agar tetap sesuai dengan permintaan pelanggan.
Apabila kamu berjualan di beberapa platform yang berbeda, sebaiknya miliki sistem stok yang saling terintegrasi. Jika tidak, sebaiknya kamu memisahkan stok yang berbeda-beda untuk setiap platform tersebut.
Namun, pastikan kamu memiliki toko prioritas. Kamu bisa memilih toko yang paling banyak dikunjungi dan menghasilkan transaksi lebih banyak untuk diperbanyak jumlah stoknya.
Pastikan pembagian stok tersebut sesuai dengan banyaknya permintaan untuk setiap platform.
Lalu, sebaiknya jangan menunggu produk benar-benar habis untuk mengisi stok kembali apabila memang produk atau layanan tersebut cukup diminat. Misalnya kamu menentukan batas sisa 3-5 produk.
Jika sudah melewati batas tersebut, sebaiknya lakukan produksi lagi untuk mengisi stok.
3. Memperbarui stok
Perusahaan harus memperbarui stok agar dapat menghindari overselling. Hal ini dapat dilakukan dengan mengelola persediaan secara aktif dan memastikan bahwa stok selalu cukup untuk memenuhi permintaan dari pelanggan.
Perusahaan juga harus selalu memonitor stok dan menghapus produk atau layanan yang sudah tidak tersedia.
Apabila kamu berjualan setiap hari, artinya perhitungan stok juga harus dilakukan setiap hari untuk menghindari overselling.
Jika kamu berjualan di marketplace atau sistem pada website-mu tidak dapat memperbarui stok secara real-time maka kamu juga harus mengantisipasi hal ini. Ketahui bagaimana sistem stok di platform tersebut sehingga kamu tahu kapan stok sebaiknya diperbarui.
4. Mengoptimalkan proses produksi
Perusahaan harus mengoptimalkan proses produksi agar dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan efisien dan efektif. Selain itu, perusahaan juga perlu mengatur produksi secara tepat waktu dan memperhitungkan waktu pengiriman agar tidak mengalami keterlambatan.
Kamu juga harus memiliki rencana darurat untuk menghadapi kenaikan permintaan tiba-tiba. Pastikan kamu memiliki supplier maupun vendor yang tepercaya agar proses produksi selalu dapat optimal.
5. Penggunaan teknologi untuk mengelola stok dan permintaan
Perusahaan dapat menggunakan teknologi untuk mengelola stok dan permintaan. Contohnya perusahaan menggunakan perangkat lunak supply chain untuk memantau persediaan serta memperkirakan permintaan pelanggan.
Selain itu, bisa juga menggunakan sistem manajemen persediaan otomatis atau aplikasi stok untuk mengatur data stok toko online-mu.
6. Hindari manipulasi stok
Melihat toko dengan jumlah produk yang banyak tentu lebih terlihat menyenangkan daripada toko yang terlihat kosong dan sepi.
Hal ini ternyata berlaku juga di toko online. Bagi sebagian pelanggan, stok sedikit ini terlihat kurang menarik. Maka dari itu, banyak seller yang menuliskan jumlah stok tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya.
Meskipun dapat meningkatkan ketertarikan pada tokomu, tapi sebaiknya cara seperti ini dihindari. Kecuali jika memang proses produksi barang tetap bisa dikejar dan pelanggan tetap bisa mendapatkan produk yang diinginkan sesuai estimasi pengirimannya.
7. Menawarkan pengembalian uang dan diskon
Jika memang overselling terlanjur terjadi maka kamu harus mencari solusi agar kepercayaan pelanggan tidak hilang.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah bertanya pada pelanggan apakah pelanggan ingin melakukan refund atau menunggu stok barang kembali diisi. Namun jika barang tidak dapat siap dalam waktu dekat, sebaiknya tidak perlu memberi pilihan untuk menunggu.
Apabila pelanggan bersedia menunggu, kamu juga bisa memberikan reward dalam bentuk diskon maupun bonus produk.
Selain itu, seller juga bisa menawarkan produk lain yang tentunya nilainya sama atau bahkan lebih dari produk yang diinginkan pelanggan tersebut.
Selanjutnya seller bisa melakukan pengembalian dana dan menawarkan diskon untuk pembelian selanjutnya sebagai permintaan maaf. Dengan adanya diskon tersebut, tentu membuka kemungkinan pelanggan tersebut akan kembali belanja di tokomu.
8. Memberikan pelayanan pelanggan yang baik
Ketika terjadi overselling, penting untuk memberikan pelayanan pelanggan yang baik dan menangani keluhan pelanggan dengan cepat.
Jangan sampai menunda untuk memberitahu pelanggan terkait stok barang yang diinginkan ternyata tidak tersedia. Lalu lakukan seperti yang dibahas pada poin sebelumnya.
Apabila pelanggan melakukan protes, tetap tanggapi dengan sebaik mungkin agar tidak menambah pengalaman buruk pelanggan berbelanja di toko kamu.
Selain akan membantu memperbaiki citra perusahaan, cara ini juga dapat menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
9. Omnichannel sebagai strategi mengatasi overselling secara instan
Omnichannel adalah strategi pemasaran dan penjualan yang terintegrasi secara keseluruhan melalui berbagai saluran, baik online maupun offline, dengan tujuan memberikan pengalaman pembelian yang mulus dan konsisten bagi pelanggan.
Kamu bisa menggunakan omnichannel sistem dari Plugo yaitu PlugoSync secara GRATIS sampai dengan 3 Juli 2023.
Dengan menggunakan omnichannel, bisnis online dapat mengatasi masalah overselling dengan lebih efektif karena dapat mengelola stok dan permintaan dari berbagai saluran penjualan secara terpusat. Kamu dapat mengoptimalkan stok dan mengurangi kemungkinan overselling yang dapat merugikan.
Selain itu, strategi omnichannel juga dapat membantu meningkatkan kepuasan pelanggan dan loyalitas, karena pelanggan dapat memilih saluran yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Masalah Lain Terkait dengan Stok Barang
Selain masalah tidak tersedianya produk yang dijual, ada beberapa masalah lainnya yang juga bisa timbul akibat dari pengelolaan stok yang kurang baik. Berikut adalah masalahnya:
1. Overstock
Overstock atau kelebihan stok adalah kondisi di mana bisnis memiliki stok barang yang melebihi permintaan pelanggan atau kapasitas penyimpanannya.
Bisnis memiliki terlalu banyak barang yang tidak dapat terjual dalam waktu yang wajar sehingga kemungkinan besar akan menumpuk di gudang atau toko mereka.
Kondisi ini dapat terjadi akibat ketidakcocokan antara jumlah pesanan dan permintaan pelanggan yang sebenarnya atau ketika bisnis memperkirakan tingkat permintaan yang salah.
Overstock tentunya juga akan membawa dampak negatif pada bisnis kamu seperti menambahkan biaya penyimpanan, barang rusak karena penyimpanan yang salah dan terlalu lama, rugi karena harus menurunkan harga agar produk dapat laku, hingga ketidakmampuan untuk membeli produk baru dan kebutuhan bisnis lainnya karena harus menghabiskan stok lebih dulu.
2. Understock
Selanjutnya ada juga istilah understock, yaitu kondisi di mana sebuah toko atau perusahaan memiliki stok barang yang lebih sedikit daripada permintaan pelanggan.
Ini bisa terjadi ketika perusahaan tidak memperkirakan permintaan dengan tepat atau tidak memiliki proses manajemen persediaan yang efektif. Meskipun penyebab dan dampaknya sama, tapi understock beda dengan overselling.
Understock terjadi saat stok kosong tapi ada permintaan, sedangkan overselling baru terjadi saat seller tetap memaksa menjual produk meskipun produknya tidak ada.
3. Deadstock
Istilah selanjutnya adalah deadstock yang bisa menjadi efek panjang dari overstock. Deadstock adalah istilah untuk stok barang yang tidak terjual dalam waktu yang wajar atau melewati masa jualnya.
Produk yang masuk kategori ini biasanya tidak memiliki nilai ekonomis yang signifikan bagi bisnis. Jadi produk ini sudah sulit dijual maupun didaur ulang.
Sedangkan untuk produk yang masih masuk kategori overstock masih layak untuk dijual meskipun membutuhkan strategi seperti diskon agar dapat cepat laku.
Saat terjadi overstock, sebaiknya susun strategi penjualan yang baik untuk mencegah deadstock yang menyebabkan kerugian pada bisnis.
Melihat banyaknya masalah yang dapat timbul terkait dengan stok barang membuktikan bahwa manajemen persediaan adalah hal yang perlu diperhatikan oleh setiap bisnis, termasuk bisnis online.
Apabila manajemen persediaan buruk, sangat mungkin toko online-mu akan sulit untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan. Memastikan pelanggan mendapatkan apa yang dibutuhkan adalah kunci dari kesuksesan bisnis kamu.
Itu dia informasi tentang strategi mengatasi overselling pada bisnis online yang bisa kamu terapkan. Pastikan kamu memanfaatkan dengan baik teknologi yang sudah tersedia untuk membantu kamu memastikan stok produk selalu tersedia sesuai dengan keinginan pasar, ya!
Yuk buat nyaman pelanggan dan berikan pengalaman belanja terbaik di toko online kamu. Bangun website toko online kamu sendiri dengan praktis menggunakan Plugo serta gunakan fitur PlugoSync sebagai sistem omnichannel.